Potret Sukabumi — Festival Budaya Anak Pesisir Series III kembali digelar meriah di Saung Alam Buruan Ajar Indonesia, Kampung Cirangkong Hilir, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, pada Minggu (3/8/2025). Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Sukabumi, H. Andreas, dan Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo.
Festival ini menjadi wadah bagi anak-anak pesisir untuk mengekspresikan kekayaan budaya lokal melalui berbagai kesenian dan permainan tradisional. Penampilan atraktif seperti pencak silat, tarian Kamonesan Budaya Pesisir Pakidulan Jabang Tutuka, hingga permainan jadul mengundang antusias warga yang hadir.
“Festival ini adalah ruang ekspresi, pelestarian, dan regenerasi budaya lokal yang tumbuh dari masyarakat dan untuk masyarakat,” ujar H. Andreas dalam sambutannya.
Menurutnya, wilayah pesisir menyimpan kekayaan budaya yang rentan tergerus zaman. Maka dari itu, melibatkan anak-anak sejak dini dalam pelestarian budaya adalah langkah strategis membangun masa depan kebudayaan.
“Budaya adalah jati diri, akar kekuatan, dan masa depan kita. Melibatkan anak-anak adalah cara membangun peradaban,” tegasnya.
Wabup juga mengungkapkan rasa harunya melihat permainan tradisional yang dimainkan anak-anak, membawanya bernostalgia ke masa kecil.
“Di era digital seperti sekarang, mempertahankan permainan rakyat tidak mudah. Maka penting bagi kita untuk terus memperkenalkannya kembali,” ucapnya.
Ia pun mendorong generasi muda untuk tidak meninggalkan akar budaya lokal, namun justru menggunakan teknologi untuk memperkenalkannya ke dunia.
“Berbanggalah dengan identitasmu. Gunakan teknologi untuk memperkenalkan warisan budaya, bukan meninggalkannya,” pesannya.
Wamenbud Giring Ganesha Djumaryo turut memberikan apresiasi dan dukungan atas pelaksanaan festival ini. Ia menyebut Festival Budaya Anak Pesisir sebagai bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam menjadikan budaya sebagai wajah bangsa.
“Apa yang dilakukan anak-anak di sini adalah bagian dari mimpi besar itu. Ini bukan sekadar festival, tapi gerakan budaya yang layak mendapat dukungan nasional,” katanya.
Giring juga menyatakan bahwa Kementerian Kebudayaan siap memfasilitasi sanggar seperti Saung Alam untuk tampil di panggung internasional, sekaligus membuka peluang pengajuan Dana Abadi Kebudayaan.
“Kalau nanti Kang Ridho dan tim diundang tampil di Jepang atau Amerika, kami siap bantu fasilitasi,” imbuhnya.
Secara konkret, Kementerian akan membantu kebutuhan seperti gamelan baru, kostum, wayang, dan sound system untuk mendukung aktivitas budaya di Saung Alam.
“Saya harap festival ini tidak berhenti di Series III, tapi terus berlanjut sampai ratusan seri berikutnya,” tutup Giring.
Acara ditutup dengan talkshow interaktif antara Wabup, Wamen, dan masyarakat, serta kunjungan ke stand UMKM lokal yang turut memeriahkan kegiatan.
