Potret Sukabumi — Kabupaten Sukabumi tengah menghadapi krisis infrastruktur serius. Dinas Pekerjaan Umum (PU) mencatat sebanyak 39,02 persen atau sekitar 555,65 kilometer dari total 1.424 km jalan kabupaten berada dalam kondisi rusak. Angka ini menempatkan Sukabumi sebagai daerah dengan kondisi jalan terburuk di Jawa Barat.
Daerah yang paling parah terdampak kerusakan jalan meliputi Jampangtengah, Sagaranten, Jampangkulon, Palabuhanratu, Cicurug, dan Cibadak.
“Rusak berat dan rusak, 39,02 persen. Ini yang menjadi permasalahan kita. Angka kita adalah yang terendah di Jawa Barat untuk kondisi kemantapan jalan dibandingkan dengan Kota Sukabumi dan Kabupaten Bogor, yang jauh lebih tinggi,” ujar Kepala Dinas PU Kabupaten Sukabumi, Dede Rukaya.
Dinas PU menargetkan perbaikan sekitar 150 kilometer jalan setiap tahunnya. Selain itu, pemeliharaan rutin terhadap jalan yang masih baik juga menjadi prioritas. Namun, keterbatasan anggaran pada tahun 2025 menjadi tantangan besar. Dari total kebutuhan, hanya tersedia sekitar Rp 100 miliar untuk perbaikan, pemeliharaan, dan rehabilitasi jalan.
Dede menekankan pentingnya pemeliharaan rutin agar umur jalan bisa mencapai standar 10 tahun dan tidak cepat rusak.
“Untuk perbaikan jalan, saya sudah hitung di angka 555,65 kilometer. Itu per kilometernya lebih banyak metode rigid atau beton yang diperlukan untuk meningkatkan kemantapan. Jadi hitung-hitungan kita, kalau jalan dibeton saja, penanganan per kilometernya sebesar Rp 4 miliar, tinggal dikalikan saja,” jelasnya.
Jika seluruh ruas jalan yang rusak diperbaiki dengan metode beton, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 2,2 triliun. Sayangnya, dengan anggaran yang tersedia saat ini, target tersebut masih jauh dari jangkauan.